iklan banner

'Spesial' di Mata Pemerintah Pusat, Tanda-tanda Reputasi Sulut Mulai Dirusak

Manado, detiKawanua.com - Adanya sejumlah aksi massa pada akhir-akhir ini dinilai bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang ingin menghancurkan reputasi dan citra Sulawesi Utara di mata Nasional bahkan Internasional. Hal tersebut dinilai pengamat pemerintahan, Welly Areros.

"Sah-sah saja masyarakat ingin menyampaikan aspirasi, tapi harus diingat ini bisa dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin menghancurkan reputasi daerah kita (Sulawesi Utara)," ungkapnya.

"Saat ini Sulut seperti diistimewakan pemerintah pusat, dengan dinilai berbagai proyek besar serta kegiatan level Nasional bahkan Internasional yang digelar di daerah kita," tambah Areros.

Dikatakannya adanya akses 'khusus' dari Gubernur Sulut (Olly Dondokambey, red) dengan pemerintah pusat, hingga Sulut mendapatkan perlakuan istimewa.

"Seperti Bandara Samrat yang kini telah bebas visa untuk turis asing yang berkunjung, serta pak Presiden RI Jokowi melibatkan Sulut pada kerjasama negara kunjungan 20 juta turis Cina hingga 2020 nanti, serta Pelabuhan Bitung akan dijadikan IHP (International Hubport,red) yang ditandai dengan dibukanya rute Kapal Ro-Ro Bitung-Davao, jelas itu semua bisa membuat iri pihak-pihak di daerah lain yang tak ingin Sulut menjadi pusat perekonomian baru di Indonesia Timur," jelasnya lagi. 

"Begitu pun dengan iven-iven nasional bahkan internasional yang semakin banyak dilaksanakan di daerah kita, contohnya Natal, Kerukunan dan Paskah Nasional lalu yang seharusnya dilaksanakan di daerah lain tapi dipindahkan ke daerah kita. Jelas membuat pihak-pihak tertentu semakin iri dan ingin merusak reputasi daerah kita," bebernya lagi.

"Untuk itu kita masyarakat Sulut mewaspadai adanya upaya-upaya yang ingin merusak citra Sulut, kita harus bersama-sama menjaga kedamaian dan kenyamanan," tutupnya.

Penilaian serupapun diungkapkan pengamat pemerintahan, Taufik Tumbelaka, bahwa sistem perekonomian Sulut semakin baik dengan terus bergairah terutama di sektor pariwisata, serta kegiatan-kegiatan nasional hingga internasional yang punya efek langsung pada masyarakat.

"Oleh karena itu keramahan warga Sulut harus tetap yang nomor satu, menjaga dan menjunjung tinggi nilai kerukunan serta kebersamaan," kata Tumbelaka. (tim)
(IsJo)
Previous
Next Post »
iklan banner