iklan banner

Ini Data dan Penegasan Pemprov Soal Stok Bapok di Sulut Jelang Ramadhan

Manado, detiKawanua.com - Memasuki bulan suci Ramadhan (bulan puasa) tanggal 25 Mei sekaligus perayaan Idul Fitri pada bulan Juni mendatang, khususnya di Sulawesi Utara melalui pemerintah provinsi (Pemprov) Sulut telah mengantisipasi persoalan kelangkaan stok bahan pokok (Bapok) dengan menyediakan posko pengaduan, tim operasi pasar serta pelaksanaan pasar murah. Hal tersebut, untuk lebih meyakinkan masyarakat khususnya warga Muslim akan ketersediaan bahan pokok dan BBM aman di wilayah Sulut.

"Yang pasti, Pemprov melalui Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) selama 1 x 24 jam menangani laporan keluhan serta siap melakukan operasi pasar. Jika ada masalah dilapangan apalagi terhadap masyarakat pihak pemprov akan melakukan koordinasi dengan stakeholder termasuk distributor, bilamana terjadi kelangkaan bahan pokok dan BBM," ungkap Sekertaris Provinsi Sulut, Edwin Silangen kepada wartawan.

Sisi lain, dirinya yang juga sebagai Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulut itu pun meminta kepada para distributor bapok dan BBM untuk melakukan koordinasi dan wajib melaporkan kepada pihak pemerintah terkait perkembangan stok yang ada.

"Setiap Distributor wajib melapor stoknya, jika mereka tidak melapor akan dikenakan sanksi sesuai aturan yang ada. Bahkan jika ada dugaan penimbunan dan benar ditemukan sanksinya pidana," tandasnya sembari menambahkan pentingnya koordinasi dari para distributor bersama pemerintah setempat.

Senada itu dalam laporan Kepala Biro Ekonomi Setdaprov Sulut, Frangky Manumpil bahwa dari data yang diterimanya dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut telah merilis beberapa data strategis tentang perkembangan inflasi dan data strategis lainnya. Serta memastikan ketersediaan stok beras dari Bulog bisa mencapai hingga 7,6 bulan kedepan, untuk gula tersedia 2.800 ton serta telur 280 Kilo. Berikut ini disampaikan ringkasan data-data tersebut:

A. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI.
1. Bulan April 2017, dari total 82 kota IHK di Indonesia, 53 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi.
2. Kota Manado pada bulan April 2017 mengalami deflasi sebesar 0,02 persen, inflasi tahun kalender sebesar  2,49 persen dan inflasi 'year on year' sebesar 4,83 persen.
3. Deflasi di Kota Manado pada bulan April 2017 terjadi karena adanya penurunan indeks pada 2 (dua) kelompok pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan yaitu sebesar 1,04 persen dan kelompok Kesehatan sebesar 0,11 persen, dan juga adanya kenaikan indeks pada 4 (empat) kelompok pengeluaran yaitu kelompok Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,77 persen, kelompok Transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen, kelompok Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,03 persen, dan kelompok Sandang sebesar 0,01 persen. Sedangankan untuk kelompok Pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.
4. Penyumbang/andil Deflasi terbesar di Kota Manado pada bulan April 2017 yaitu cabai rawit sebesar 0,2471 persen, sedangkan penyumbang inflasi terbesar adalah tomat sayur sebesar 0,2315 persen.

B. PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SULAWESI UTARA.                                                                     1. Pergerakan kapal laut di Provinsi Sulawesi Utara bulan Maret 2017 sebanyak 1.130 unit kapal dibanding bulan Pebruari 2017 (m to m) meningkat sebesar 39,51 persen. Pergerakan penumpang turun/debarkasi sebanyak 41.238 orang atau meningkat sebesar 49,12 persen dan penumpang naik/embarkasi sebanyak 39.369 orang atau meningkat tajam sebesar 53,41 persen. Untuk jumlah barang yang di bongkar sebanyak 186.403 ton atau mengalami peningkatan 33,75 persen dan jumlah barang yang di muat sebanyak 44.840 ton atau turun sebesar 41,27 persen dari bulan Pebruari 2017. 

2. Pergerakan lalulintas angkutan udara di Provinsi Sulawesi Utara selama bulan Maret 2017 menunjukan jumlah pesawat yang datang (arrival) sebanyak 1.169 unit mengalami penurunan tipis sebesar 0,68 persen dan yang berangkat (departure) sama sebanyak 1.172 unit turun tipis juga sebesar 0,42 persen dari bulan Pebruari 2017. Pergerakan penumpang yang datang (arrival) sebanyak 104.310 orang atau meningkat sebesar 10,25 persen, dan penumpang yang berangkat (departure) sebanyak 107.546 orang atau meningkat sebesar 13,92 persen. Jumlah barang yang di bongkar sebanyak 1.693.694 kg atau meningkat sebesar 16,70 persen dan barang yang di muat sebanyak 1.151.207 kg atau naik sebesar 1,50 persen dari bulan Pebruari 2017.

C. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI.
1. Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada April 2017 meningkat  0,55 persen, dari nilai 91,65 pada bulan lalu menjadi 92,15 di bulan ini. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya harga komoditi untuk konsumsi rumah tangga, terutama pada  kelompok pengeluaran bahan makanan; dan Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau. Dan secara YoY (tahun ke tahun) mengalami penurunan 5,13 persen.
2. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) mengalami penurunan 0,40 persen dari 102,73 pada bulan Maret turun menjadi 102,31 di bulan April 2017.
3. Di wilayah perdesaan Sulawesi Utara mengalami deflasi 0,99 persen. Deflasi hanya terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau, sementara kelompok lainnya, yakni kelompok Perumahan; Sandang; Kesehatan; Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga; Transportasi dan Komunikasi mengalami inflasi.

(IsJo)
Previous
Next Post »
iklan banner