iklan banner

Antisipasi Terorisme, TNI/Polri di Talaud Siaga di Sejumlah Titik Rawan

Pasukan di Lanal Melonguane.

Talaud, detiKawanua.com - Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Melonguane Letkol (Mar) Moh Maftukin mengatakan pihak TNI telah mengantisipasi kegiatan terorisme ISIS yang berhubungan dengan teroris di negara Philipina. Sebelum pemberlakuan darurat militer di Pulau Marawi, pihak TNI telah mengantisipasi tersebut dengan beberapa operasi tertutup dan menempatkan sejumlah personil intelijen di wilayah perbatasan NKRI dengan negara tetangga tersebut.

"Intinya kita tetap mengantisipasi hal tersebut. Di sejumlah titik telah kita tempat personil rahasia. Jika ada orang, kelompok atau aktifitas mencurigakan akan kami tindak. Kita memback-up tugas kepolisian, karena sifat TNI adalah BKO dari Kepolisian. Sejumlah pelabuhan tikus yang rawan disusupi juga kami awasi. Pihak bandara dan syahbandar juga terus berkoordinasi dengan kami.Di Talaud sudah banyak tim intelijen TNI yang turun tapi tidak kami publikasikan atau tertutup, hanya kita yang tahu. Ini juga menindaklanjuti statement Panglima TNI  6 bulan yang lalu bahwa Filipina adalah basis ISIS di Asia Tenggara," tegas Maftukin, Sabtu (27/05).

Ditambahkan, Patroli laut dari sejumlah KRI di perairan perbatasan juga instensif dilakukan. Penempatan personil intelijen juga tetap dirahasiakan guna mencegah kebocoran informasi dan prosedur lainnya.

Senada dengan Maftukin, sebelumnya Kapolres Talaud AKBP Hendra Sukaca melalui Kasubag Humas Iptu Stenly Sarempa kepada wartawan menyampaikan, dapat dilaporkan sebagai informasi bahwa Presiden Philipina telah memberlakukan Darurat Militer di Kota Marawi wilayah Kepulauan Mindanao Philipina, yang berbatasan langsung dengan Pulau Marore, Kabupaten Kepulauan Sangihe (7 jam, red) sedangkan untuk pulau Miangas (11 jam, red) ke kepulauan yang dikuasai oleh MLIF (Moro Liberal Islamic Front), dan 8 jam menuju Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud.

Berdasarkan fakta di lapangan Kolompok jaringan teroris yang tergabung Abu Sayyaf, MLIF, Pok Teroris Mindanao sudah berafiliasi dgn ISIS, dan rencana membangun kekuatan di Asia Tenggara dengan tujuan Kota Kepulauan Marawi sebagai basisnya. Dan dengan dilakukannya operasi militer besar-besaran ini dari Pemerintah Philipina, sehingga Pulau Marawi sudah terkepung, dan ada kemungkinan anggota-anggota teror ini mempersiapkan diri untuk dapat melarikan diri, di mana jalan lolos satu-satunya adalah ke daerah utara NKRI yaitu Sangihe atau Talaud.

"Mengantisipasi akan hal ini kita perlu melakukan, pengawasan optimal pintu masuk pelabuhan baik yang resmi maupun yang tdk resmi, pengawasan perahu motor baik datang maupun pergi dan berbendera asing maupun tidak dari perbatasan Philipina ke teritori NKRI wilayah Res Talaud, polisi sektor perbatasan dimintakan untuk melakukan pengawasan extra, dan Kirka intel Tajam, Babinkamtibmas dipacu berdayakan informasi masyarakat dan berikan pemahaman kaitan program IV QW mengantisipasi radikalisasi dan deradikalisaai yang berafiliasi dengan ISIS, antisipasi 96 warga indonesia yang diduga telah mengikuti pelatihan teroris dan sudah bergabung dgn ISIS, yang memungkinkan kembali ke Indonesia, membangun komunikasi dengan TNI dan bertukar informasi, waspadai nelayan perbatasan yang masih ada hubungan emosional dengan teman-teman di daerah Mindanao, dekati berikan pemahaman pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat, serta masyarakat itu sendiri, segera melaporkan segala kumungkinan dan kecurigaan serta informasi yang ditemukan di wilayah atau lapangan kaitan ada pergerakan teroris/ISIS. Demikian informasi yang dapat di publikasikan kepada rekan-rekan untuk dijadikan pemahaman dan pengambilan keputusan menjaga NKRI," terang Sarempa.

TNI/Polri mengimbau kepada masyarakat, instansi dan semua pihak, untuk waspada dan dapat bersinergi dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Aparat penegak hukum juga senantiasa siap siaga dalam tugas dan tanggung jawabnya. (RhojakFM)
Previous
Next Post »
iklan banner