iklan banner

Warga Morotai Temukan Tulang "Tentara Jepang" Zaman PD II

Mei Tenang, warga Morotai Jaya memperlihatkan tulang belulang tentara Jepang zaman Perang Dunia Kedua yang ditemukannya.

Morotai, detiKawanua.com - Mei Tenang (71), seorang pria pauh baya di desa Sopi, kecamatan Morotai Jaya, kabupaten Kepulauan Morotai, Maluku Utara (Malut) menemukan belasan rangka (tulang) manusia yang diduga merupakan rangka tentara jepang yang gugur dalam Perang Dunia Kedua (PD II) melawan Amerikan dan Sekutunya di Morotai. 

Belasan rangka tersebut kemudian ia bawa dan disimpan di rumahnya selama puluhan tahun. Ia menduga belasan tulang-belulang manusia tersebut merupakan rangka para tentara Jepang  yang tewas saat bersembunyi di dalam gua pada PD II lalu.

Rangka-rangka tersebut berupa tengkorak kepala, tulang rahang, gigi, tulang kaki, tulang tangan dan tulang rusuk. Sementara sebagian tulang lainnya telah keropos dan patah karena termakan usia.

Jika dihitung dari jumlah rahang tengkorak yang ada, fosil yang diduga tentara Jepang tersebut total berjumlah 13 orang. Tulang-belulang tersebut ia kumpulkan dan di simpan di dalam peti kayu yang ia buat sendiri.

Menurut Mei Tenang saat ditemui di rumahnya di RT 02, desa Sopi, kecamatan Morotai Jaya, Rabu (15/03), temuan rangka tersebut berawal dari mimpi, di mana dalam mimpi tersebut ada dua orang tentara Jepang mengajaknya masuk ke dalam gua yang berada di tengah hutan untuk mengambil harta yang tersimpan di sana. Setelah masuk ke dalam, ternyata berserakan tulang-belulang manusia. Ia pun kaget dan langsung pulang ke rumah. Kemudian keesokan harinya, ia kembali bersama enam warga lainnya untuk mengumpul tulang-tulang tersebut dan dibawa pulang ke rumah untuk disimpan.

"Sebelumnnya saya mimpi bahwa ada 2 orang tentara Jepang mengajak saya masuk ke dalam sebuah gua yang berada di hutan untuk mengambil harta, yang katanya tersimpan di sana. Keesokan harinya saya bertekat masuk ke dalam hutan untuk mencari gua tersebut. 6 hari setelah saya masuk di dalam hutan, akhirnya saya menemukan sebuah gua, dan tidak menunggu lama saya pun langsung masuk ke dalam gua tersebut. Ternyata di dalam gua itu berserakan tulang-tulang manusia. Saya pun kaget dan langsung pulang lagi ke rumah. Keesokan harinya saya balik lagi ke gua tersebut bersama 6 orang warga lainnya, untuk mengambil tulang-tulang tersebut untuk dibawa pulang ke rumah untuk disimpan," terangnya.

Mei juga menambahkan, semenjak tulang-tulang tersebut disimpan di rumahnya, berbagai pihak baik POLRI-TNI serta pemerintah setempat sudah mendatanginya dan meminta untuk segera dikuburkan. Namun ia tidak mau, dengan alasan ia akan menyerahkan tulang-belulang tersebut jika pihak Jepang sendiri yang memintanya dan menemuinya lagsung di desa Sopi, kecamatan Morotai Jaya. "Tulang-belulang tersebut juga telah diperiksa oleh dokter dan hasilnya tulang tersebut bukanlah rangka dari orang Indonesia," akunya

Rangka-rangka tersebut ia tidak perlihatkan kepada sembarang orang, namun jika ada tamu dari luar kota yang benar-benar ingin lihat baru ia keluarkan.

Sementara itu, salah satu warga desa Muhajirin, kecamatan Morotai Selatan, Agil Taraju merasa penasaran dengan isu yang ramai dibicarakan di Morotai saat ini, di mana rangka manusia yang ditemukan sejak 30 tahun silam itu masih disimpan oleh warga Sopi. Dengan rasa penasaran ia pun langsung mendatangi rumah Om Mei (panggilan akrab Mei Tenang) untuk memastikan kebenaran isu tersebut.

"Saya penasaran, beberapa hari ini banyak yang bercerita ada tulang-tulang tentara Jepang di rumah Om Mei di desa Sopi. Saya pun merasa penasaran dan mengajak dua orang teman saya, Om Kirno dan Boby untuk melihat langsung ke sana. Ternyata tara (tidak, red) sia-sia, asli memang tulang-tulang manusia," katanya dengan bahasa Morotai

Fosil rangka tentara Jepang tersebut, menurut Mei Tenang, ia temukan sejak tahun 1987 silam. Di mana selama ini ia simpan di dalam peti berukuran 1.5 meter x 0.5 meter, dan disimpan di sebuah kamar berukuran kecil di dalam rumahnya.

Sementara untuk gua yang ia temukan terletak di tengah hutan sekiatar 3 kilometer dari desa Cendana Sopi, kecamatan Morotai Jaya. Gua tersebut juga sekarang dinamakan Gua Jepang.

(one)
Previous
Next Post »
iklan banner