Manado, detiKawanua.com - Sekertaris provinsi Sulut, Edwin Silangen dalam membuka Lokakarya Peduli Sungai dalam rangka Peringatan Hari Air Dunia ke XXV bertempat di Hotel Ibiz Manado, Rabu (15/03) siang tadi mengatakan bahwa pemerintah provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara bersama pemerintah pusat bekerja keras untuk menyelesaikan pembangunan Bendungan Kuwil di Minahasa Utara, Bendungan Lolak di Bolmong dan pembangunan Bendungan Sawangan di Minahasa kesemuanya bertujuan untuk pemenuhan irigasi, penyediaan air baku, pembangkit listrik dan objek wisata.
"Mengantisipasi berbagai hal tersebut menjadi tujuan pelaksanaan lokakarya ini menjadi penting dan strategis guna mensolusikan pengelolaan dan pengendalian sumber daya air. Kita harus mampu melakukan pengelolaan air limbah dan mampu memenuhi ketersediaan air untuk peningkatan taraf hidup masyarakat di daerah ini, apalagi dengan adanya program OD-SK untuk mengatasi ketersediaan air dibeberapa daerah tertentu yang sulit mendapatkan air," terang Silangen.
Lanjutnya bahwa bicara soal air itu merupakan elemen yang penting dan vital bagi kehidupan mahluk hidup di muka bumi, dengan harapan momentum Peringatan Hari Air Dunia ke XXV ini dapat meningkatkan kesadaran , pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan sumber daya air dan dapat merumuskan jalan keluar terkait penanganan pegelolaan daerah aliran sungai, air limbah serta pengendalian pencemaran air.
"Nantinya bisa menghasilkan program kegiatan yang bisa ditindaklanjuti bersama lebih khusus percepatan pembangunan ketiga bendungan yang masuk dalan proyek strategis nasional dan program prioritas di daerah kita," ungkapnya.
Katanya hingga sampai saat ini, air memang masih menjadi permasalahan di Indonesia yang padahal dengan rata-rata curah hujan yang mencapai 2.779 milimeter pertahun.
"Indonesia seharusnya menjadi negara kaya air, sayangnya 66 persen dari hujan berubah menjadi bencana (banjir dan tanah longsor) yang menyengsarakan rakyat. Di daerah-daerah berbagai permasalahan air menghantui setiap orang, karena ketersediaaan air bersih semakin mahal dan langka dan pencemaran air menjadi masalah nyata. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dan Kehutanan( KLHK) di tahun 2015 hampir 68 persen atau mayoritas mutu air di Indonesia dalam status tercemar berat,"ujarnya sembari menambahkan, oleh karena itu dalam RPJMN 2015-2019 untuk mencapai 100 persen pelayanan air minum di Indonesia pemerintah melakukan tiga pendekatan yaitu, optimalisasi dengan pembangunan baru (supply side) peningkatan efisiensi layanan air minum (demand side) dan penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment).
Sementara itu kepala BWS Sulawesi 1 Djidon R Watania ST melalui ketua Panitia Novie Maxi Ilat, dalam laporan latar belakang diprogramkan kegiatan 'Hari Air Dunia' yang diselengarakan tanggal 22 Maret, inisiatif peringatan mulai diumumkan pada Sidang Umum PBB ke - 47 tanggal 22 desember 1992 di Rio Jeneiro Brasil dan mulai di peringati pertama kali tahun 1993.
"Untuk tahun 2017 ini tema yang diambil adalah Water and Waste Water (Air dan Air Limbah) yang didasari kondisi rendahnya kualitas air bersih di indonesia.
Turut hadir kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setdaprov Sulut, Frangky Manumpil dan Kepala Biro Pembangunan Sulut, Edwin Kindangen. (tim/dkc)
ConversionConversion EmoticonEmoticon