Menristekdikti RI, Mohammad Nasir bersama Rektor Unsrat, Prof. Dr. Ellen Kumaat, DEA.
Manado, detiKawanua.com -Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir menyebut produktivitas dosen di Indonesia terendah di Asia Tenggara dibanding negara-negara berkembang Asean lainnya.
Hal tersebut disampaikan Nasir saat sambutannya membuka acara peresmian fasilitas gedung baru Fakultas Hukum dan Teknik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado, Kamis (27/07) siang.
Produktivitas tersebut terutama menyangkut riset dan penelitian. hal ini dibuktikan dengan rendahnya jumlah publikasi jurnal ilmiah yang dihasilkan para dosen di Indonesia.
Tercatat di Tahun 2014, Indonesia hanya memiliki 4.250 jurnal internasional. Jumlah ini meningkat menjadi 5.250 di Tahun selanjutnya, sedangkan Thailand mengoleksi 13.000 jurnal, Singapura 15.000 jurnal dan yang terbanyak dimiliki Negara tetangga Malaysia dengan 22.000 jurnal.
"Bayangkan tenaga dosen di Indonesia berkali-kali lipat jumlahnya dari Malaysia. apalagi negara Singapura sekecil itu jauh sangat produktif dibanding kita," jelasnya.
Nasir pun meminta para dosen, khususnya setingkat Lektor Kepala dan Professor, untuk fokus pada pembuatan jurnal baik nasional maupun internasional guna meningkatkan reputasi akademik Indonesia.
"Saya minta rektor dan dosen di Unsrat jangan ribu-ribut lagi soal Permenristekdikti nomor 20 tahun 2017 (tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor, red). penting juga untuk membuktikan kapasitas kita dengan berkarya melalui jurnal ilmiah," kata Nasir.
Nasir menargetkan peningkatan jumlah jurnal di tahun 2017, hingga 17 ribu. "Saya optimistis kita bisa menyalip Thailand. Asalkan dosen-dosen kita tetap konsisten membuat jurnal internasional," ujar Nasir. (RAD)
ConversionConversion EmoticonEmoticon