Foto bersama seusia dialog.
Manado, detiKawanua.com - Istilah radikal dan terorisme tidak identik dengan Islam. Islamphobia seperti in, kita harus cegah dari sekarang. Karena Islam adalah bagian integral dari NKRI. Sehingga ISIS bukan Islam, dan Islam juga menolak ISIS.
Demikian yang disampaikan Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Manado Erick G Kawatu SE MM saat berlangsungnya Dialog Publik dan Deklarasi 'Ormas se-Sulut Tolak ISIS dan Ormas Radikal, Upaya Konsolidasi Penguatan Masyarakat', di Hotel Aston Manado, Jumat (28/07).
Menurutnya, bukan hanya ISIS yang perlu kita tolak, tetapi kita yang berada di Sulawesi Utara (Sulut) juga harus menolak organisasi-organisasi yang menggunakan cara kekerasan, termasuk ormas adat dan ormas yang menggunakan atribut Pancasila. Ini adalah ujian terpenting kita di Sulut untuk melawan ormas radikal.
"KNPI sudah teruji mengawal NKRI ini. KNPI dengan cara turut menjaga negara Indonesia tetap kokoh berdiri sesuai dengan 4 Konsesus Dasar (dahulu 4 Pilar Dasar, red) negara, bersama beberapa organiasi kepemudaan lainnya," jelas Kawatu, menjawab pertanyaan Jimmy R Tindi tentang kata 'radikal' yang diusung panitia.
Sementara Drs Ronny Gosal MSi, akademisi Unsrat Manado menjelaskan, sistem yang salah bisa melahirkan dampak yang negatif. "Makanya banyak lahir pejabat dan anggota dewan yang tahu Pancasila karena sistem meloloskan itu, dulu harus ada basic politik tapi sekarang siapa saja bisa yang penting ada materi," jelasnya.
Narasumber lainnya, Ketua GPII Sulut Masri Ikoni juga mengatakan, Pancasila adalah spirit negara. "Kalau orang yang sudah selesai di Pancasila, pasti tidak ada yang menggugat di hukum lagi," pungkasnya, dalam acara yang turut dihadiri OKP/OKPI se-Manado, pengurus IWO Sulut, dan mahasiswa, serta tamu undangan. (vkg)
ConversionConversion EmoticonEmoticon