Manado, detiKawanua.com - Sikap kepemimpinan yang nasionalis, tanggung jawab, dan terbuka dari sosok Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw saat diwawancarai sejumlah wartawan pada Jumat (12/05) malam tadi di Rumah Dinas (Rudis) Bumi Beringin Manado, terkait pemberitaan media tentang dirinya (Wagub) yang menanggapi soal vonis hukuman dari Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) sehingga sempat menjadi 'viral negatif' disejumlah sosial media (Facebook, Twiiiter, dan YouTube) yang dinilai telah 'dipolitisir' oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, akhirnya terungkap sudah.
Menurut Kandouw, dalam stetmennya (berita Vonis Ahok 2 Tahun,red) itu luas makna/artinya (dalam hal positif,red) namun disisi lain, ternyata sudah ada siasat/rekayasa (sepotong-sepotong,red) pernyataan/stetmen tersebut yang sebelumnya utuh.
"Kebetulan itu juga diikuti dengan hadirnya akun Facebook yang ada icon saya hal itulah kenapa saya anggap ini telah direkayasa (tidak punya akun Facebook tersebut)," ungkap Kandouw yang saat itu didampingi Kepala Biro Infrastruktur, Pengadaan Barang/Jasa Setdaprov Sulut, Jemmy Ringkuangan.
Disamping itu, dirinya menyadari bahwa kejadian tersebut merupakan hal yang biasa dalam dunia perpolitikan. Dimana, dalam hal itu hanya ada dukungan atau tuntutan, kalau tidak kawan lawan.
"Masalah subtansi (ditanyakan wartawan tanggapan soal vonis Ahok,red) apa yang saya sampaikan waktu itu (di halaman kantor DPRD Provinsi Sulut, saat meninjau pengerjaan proyek lapangan tenis,red), ditambahkan dalam berita saya ingat soal vonis Ahok, saya bilang, bagus. Tapi bagus itu, bukan saya syukurin Ahok, bagus dalam artian ini momentum yang pertama bahwa, dari Sabang sampai Merauke itu bisa melihat bapak Presiden Joko Widodo tidak campur tangan/tidak ada intervensi dikeputusan politik itu yang selama inikan gonjang ganjing itu tidak. Kedua, bagus ini hubungannya dengan bagus untuk kita segera mengakhiri gonjang ganjing huru-hara terkait dengan Pilkada DKI ini. Ketiga, bagus itu supaya apa yang dialami oleh Ahok ini juga harus dialami oleh penista agama yang lain juga, penista bapak Presiden juga, bahwa mereka juga harus dihukum seperti itu. Itu maksud saya," jelas Wagub.
Lanjutnya, kata 'bagus' itu juga artinya bisa berlaku bagi penista-penista yang melarang orang lain melakukan kegiatan ibadah baik ke Mesjid, Pura dan ke Gereja. Begitupun dengan kelompok-kelompok orang atau institusi yang menyebarkan kebencian, rasisme dan anti terhadap golongan (agama,red) lain juga harus ditindaki.
"Bagus bagi saya, mereka juga harus kena hukuman (secara adil,red), lebih bagus lagi kalau mereka semua bisa ditangkap, kehidupan masyarakat di republik ini berjalan seperti biasa lagi. Bagus, jangan sampai sudah mengarah-mengarah ke konflik horisontal. Bayangkan hal-hal yang ada di Jakarta ini dibawah ke daerah-daerah, inikan kalau sampai masyarakat kita terpolarisasi terus ada gesekan, menurut saya skenario besar oknum-oknum (tidak bertanggung jawab,red). Seperti yang disampaikan petinggi-petinggi kita akan terjadi jika mau terjadi apalagi di Sulawesi Utara," bebernya.
Dikatakan mantan Ketua DPRD Provinsi Sulut itu, khusus di Provinsi Sulawesi Utara melalui Gubernur (Olly Dondokambey) sangat 'ngotot' mencanangkan meyakinkan masyarakat bahwa Indonesia jangan dikantongi lebel (cap,red) sebagai negara hiruk pikuk dengan radikalisme.
"Sehingga berhasil dilaksakan kegiatan-kegiatan/acara baik ditingkat nasional dan internasional seperti pekan Kerukunan, Natal dan Paskah Nasional. Jangan sampai hal-hal pencapaian pencanangan ini dimentahkan semua. Jadi itu isi Substansi pernyataan saya," kata Wagub, sembari menambahkan jelas buka semua, masalah jadi viral negatif itu kerjaan orang-orang.
"Saya fikir biasalah, karena saya sendiri tidak punya tim untuk melancarkan hal-hal seperti itu. Karena saya melihat ini masiv terstruktur viral-viral ingin menyerang kita, gak apa-apa nanti pelan-pelan masyarakat akan buktikan bahwa ini adalah permainan," ujar Wagub.
Dimana dirinya ketika ditanyakan apakah akan ada langkah hukum yang akan diambil dalam persoalan viral negatif yang dibuat oknum-oknum tidak bertidak bertanggung jawab itu, Wagub dengan penuh kasih pun menjawab tidak akan menempuh langkah hukum karena hanya akan membuat para oknum lebih besar kepala.
"Kepada masyarakat pesan saya ini adalah tugas kita semua, termasuk media jangan mau termakan dengan hal-hal itu. Jadi kepentingan politiknya di situ (viral negatif) mendskriminasi saya, partai saya sudah jelas disitu. Akun Facebook saja direkayasa, saya tidak ada akun Facebook. Dan bagi para oknum tersebut saya sudah memaafkan," pungkas Kandouw.
(IsJo)
ConversionConversion EmoticonEmoticon