iklan banner

Kumpul Kepala Desa, Pemprov Beritahukan Soal Ancaman Punah Budaya


Manado, detiKawanua.com - Pemerintah provinsi (Pemprov) Sulut dalam mengantisipasi terkikisnya nilai-nilai budaya daerah agar tetap terjaga dan terpelihara. Seperti halnya pesan dari Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, bahwa para kepala desa menjaga kearivan lokal yang menjadi panutan, wajah dan dan budaya dari desa tersebut.

"Ini nantinya juga menjaga generasi yang akan datang tidak akan kehilangan jati dirinya dan sejarah-sejara dari desa kelahiranya," kata Kandouw saat membuka Rakor bersama BPMPD Sulut.

Melalui Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan desa (BPM-PD) Sulut telah melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) bersama seluruh kepala desa di masing-masing kabupaten.

"Memang perkembangan teknologi sekarang ini tak bisa dibendung. Kebiasaan-kebiasaan yang di tanamkan para leluhur, tetua kampung yang melambangkan persatuan dan kebersamaan kini sangat sulit di jumpai di Desa-desa, apalagi kelurahan di daerah perkotaan," terang Kepala BPM-PD Sulut, Roy Mewoh.

Menurutnya bertujuan akan memelihara dan mengingatkan kembali kearifan lokal dan kebudayaan yang saat ini sangat sulit ditemui, seperti budaya Maengket, Palakat, kerja bakti, sampai Poskamling yang berfungsi sebagai keamanan di desa-desa itupun sudah mulai terkikis.

"Dorongan seluruh kepala desa guna menindak lanjuti petunjuk pimpinan yakni Gubernur, karena dari evaluasi kunjungan para wisatawan di Sulut sangat jarang ditemui desa-desa yang masih menjaga kebiasaan, yang sudah diwariskan oleh para tetua-tetua atau para pendiri kampung sebelumya, di tengah-tengah perkembangan tehknologi sekarang ini, informasi sangat penting, para kepala desa saat ini sebagian sudah menggunakan medsos dalam menginformasikan sesuatu kepada warganya. Kita mengajak mengembalikan 'kebiasaan' berbudaya tersebut," kata Mewoh.

Pihaknya akan terus berkordinasi dengan instansi terkait seperti, Dinas Pariwisata dan Dinas kebudayaan sehingga akan ada keseimbangan budaya dan perkembangan teknologi perkembangan teknologi.

"Ini harus dikembalikan lagi dan para kepala desa juga akan tetap memelihara kebiasaan kearifan lokal di desanya, karena objek dari kebudayaan itu nantinya akan mempengaruhi perkotaan yang modern," tandasnya.

(IsJo)
Previous
Next Post »
iklan banner